GEDOMPOL - Patut diacungi jempol. Demi mewujudkan kemandirian ekonomi, Pemerintah Desa (Pemdes Gedompol), Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sukses berinovasi dalam melakukan pengembangan Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum atau HIPPAM. Inovasi menuju desa mandiri ini bisa mencukupi kebutuhan warga hingga meraup untung jutaan rupiah per bulan.
Kades Gedompol Susanto mengatakan, Lembaga Sosial Masyarakat yang ada sejak 2010 silam itu kini sudah mengalami banyak peningkatan cukup signifikan terutama sisi manajemen dan tata kelola HIPPAM.
"Mulai tahun 2019 lalu saya masuk dan membenahi manajemen administrasi juga pengurusnya, alhamdulillah berjalan lancar hingga saat ini," katanya saat ditemui TIMES Indonesia, Senin (3/10/2022).
Dua tahun berjalan, tambah Susanto, omzet per bulan yang didapatkan dari pasokan pelanggan mencapai Rp35 juta. Saat ini dari jumlah pelanggan ada sekitar 670 rumah. Sedangkan, HIPPAM Desa Gedompol memiliki 10 karyawan tetap sekaligus kantor pelayanan yang mandiri.
"Omset, kisarannya mulai Rp25 sampai Rp35 juta per bulan. Namun fluktuatif, secara otomatis, musim hujan ada penurunan pemakaian, jika musim kemarau otomatis pemasukannya pun meningkat signifikan," imbuhnya.
Ditanya sisi pelayanan, HIPPAM Desa Gedompol memiliki manajemen dan sistem penarikan pembayaran yang cukup bagus. Sehingga potensi tunggakan pembayaran mampu dianulir dengan baik oleh pengurus. Belum lagi ditunjang hampir seluruh pelanggan yang memiliki bak penampungan sehingga kebutuhan air terpenuhi sesuai giliran.
"Sejauh ini tidak ada komplain. Saat air disalurkan, warga segera memenuhi tampungan. Petugasnya sudah ada yang bagian penagihan, pengecekan sarpras hingga layanan aduan pelanggan. Cuma masih terkendala ketika musim kemarau, air itu harus dibagi secara bergiliran antara dusun satu dengan lainnya, karena jika dialirkan dalam waktu bersamaan tidak bisa," terang Susanto.
Kendati demikian, meski pendistribusian air HIPPAM langsung ke rumah warga atau pelanggan, namun masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh Pemdes Gedompol sebagai pengelola, mulai dari kerusakan mesin hingga volume pipa yang disinyalir belum menjangkau ke seluruh dusun. Sejauh ini baru menjangkau 11 dusun. Apalagi biaya perawatan yang tidak sedikit.
"Penyalurannya kan ditarik menggunakan mesin submersible, jadi ketika 24 beroperasi kadang ada kerusakan yang tak terduga. Misalnya beberapa bulan lalu, mesin terbakar, akhirnya kami beli seharga Rp30 jutaan, terus dua minggu kemudian, panelnya terbakar juga mengganti Rp20 jutaan. Dan itu memang menjadi risiko. Memang bisa bertahan cukup lama, 5 tahun baru ganti mesin," jelas Susanto.
Ditanya rencana pengembangan ke depan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kapasitas dan jangkauan pelanggan. Besar harapannya, pemerintah diminta andil mengingat Desa Gedompol termasuk daerah yang masih minim sumber mata air terlebih letaknya yang berada di perbatasan Jatim-Jateng.
Diketahui sebelum adanya HIPPAM, warga setempat sangat kesulitan mendapatkan air bersih. Karena hanya mengandalkan sumur bor.
"Harapannya, Pemkab Pacitan dan Pemprov Jatim bisa membantu meningkatkan volume pipa yang mengarah ke Dusun Pudak, karena kebetulan akses dan jumlah warganya juga besar. Sehingga air menuju ke sana kurang maksimal," pinta Susanto.
Dengan adanya HIPPAM tersebut, kini Desa Gedompol memiliki pendapatan asli desa atau PAD yang dikelola secara mandiri dan profesional. Di samping itu, sumber pendapatan lain seperti lembaga keuangan desa juga bisa menambah pemasukan sehingga taraf ekonomi warga pun meningkat dari pada sebelumnya.
"Yang jelas mulai tahun 2020 secara manajemen sudah tertata, laporannya jelas dan pendapatan juga maksimal. Itu saja. Sementara ada dua dusun dari desa tetangga yang memakai HIPPAM Desa Gedompol. Cuma kalau mau diperluas lagi masih membutuhkan pipa yang lebih besar," ucapnya.
Terakhir, Kades Gedompol Susanto juga meminta warganya untuk lebih tertib dalam hal administrasi sehingga terwujud desa yang mandiri, sejahtera dan bahagia.
"Rata-rata dari Rp20 sampai Rp40 ribu per pelanggan. Pendapatannya untuk biaya operasional. Semoga pelanggan membayar tepat waktu, paling penting dalam menggunakan air harus hemat dan teratur agar tidak boros," tuturnya terkait HIPPAM Desa Gedompol Pacitan.
sumber :
https://jatim.times.co.id/news/berita/fevothy9e9/Menuju-Desa-Mandiri-Desa-Gedompol-Pacitan-Berdayakan-HIPPAM-hingga-Raup-Untung-Puluhan-Juta-Per-Bulanhttps://jatim.times.co.id/news/berita/fevothy9e9/Menuju-Desa-Mandiri-Desa-Gedompol-Pacitan-Berdayakan-HIPPAM-hingga-Raup-Untung-Puluhan-Juta-Per-Bulan